Penerimaan
Sesuatu yang telah ditetapkan menjadi milikmu, tidak akan pernah menjadi milik orang lain. Sekalipun orang lain sangat menginginkannya, bila sudah dituliskan menjadi milikmu, bisa apa? Demikianlah takdir. Dia yang Kuasa akan segala hal telah menulis seluruh kisah dan romansa jauh sebelum diri ini ada. Dia yang Maha Pemilik akan segala hal telah menggariskan dengan rapi pula takdir itu. Lalu bagian mana yang kau risaukan wahai diriku? Allah ta'ala sudah menjamin dirimu, kehidupanmu, maka berupayalah untuk akhiratmu, kehidupan nan abadi.
Mungkin bila saat ini kau tengah bersedih, engkau berhak akan hal itu, dan kaupun pernah sesedih melebihi hari ini barangkali. tapi engkau tak boleh kehilangan harapmu kepada-Nya, engkau tak boleh sekalipun merasa terputuskan untaian demi untaian pinta yang diselipkan dalam doa, sedikitpun tidak boleh engkau sampai kehilangan itu semua. Apakah kau ingat ? Bagaimana pun kerasnya sebuah usaha, jika memang apa yang diharapkan itu tidak ditakdirkan, maka tidak akan terjadi. Bagian mana yang tak kau pahami? Bagian mana yang engkau enggan untuk menerima?
Tenanglah wahai diri, melembutlah wahai hati, menangislah dalam keheningan ini, tak mengapa, Rabbmu Maha Penyayang kepadamu, “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan segala harap dan pintamu”.
Wahai diri, ingatlah jika tugasmu hanya menjemput takdirmu dengan usaha dan doa. Jangan sampai hatimu sesak hanya karena inginmu tak tersampaikan. Sadarlah, meletakkan harap kepada selain-Nya hanyalah mengundang kekecewaan yang mendalam.
Maka lakukanlah sesuatu dengan sebaik-baik usaha. Jadilah pemenang meskipun kau terlambat untuk memulai start bahkan jika engkau harus terseok-seok di lintasannya. Apakah kau lupa bahwa Dia Maha Melihat segala upaya dan kesungguhanmu. Maka perbanyaklah meminta, meminta ampunan, meminta untuk diampuni, meminta untuk dikuatkan pundakmu dalam setiap takdir apapun nantinya yang datang menghampiri. Percayalah, suatu saat nanti doa-doa baikmu akan mengantarkanmu pada kehidupan yang lebih baik pula nantinya. Dia tidak pernah dzalim pada kita, tidak akan pernah sekalipun. Maka bila saat ini kau merasa lelah, payah, dan lebih buruk lagi merasa paling rendah, cobalah bangkit sekali lagi walau harus menahan luka. Berdoalah dengan seluruh keyakinanmu. Karena sebaik-baik kekuatan kita adalah doa. Serahkan dan gantungkanlah harapmu pada tali yang sangat kokoh, tali keridhaan-Nya, agar kelak engkau bertemu dengan doa-doa baikmu itu pada momentum yang baik pula, berprasangka baiklah selalu pada-Nya.
Walau kita pernah begitu merana, tersebab deretan takdir yang begitu getir, menghantam hidup kita bertubi-tubi sampai hilir, laksana ombak yang menghunjam daratan pantai. Jatuh, tertatih, hingga berjalan merintih untuk terus melanjutkan asa. Kita tak pernah tahu apa alasannya, sampai akhirnya kita bersyukur atas apa yang pernah terjadi sebelumnya. Luar biasa karunia-Nya hadir. Ada banyak sekali hikmah ketika Dia membimbing manusia pada satu titik menuju titik lainnya. Seandainya kita tahu bagaimana langit bekerja, niscaya kita akan terus luluh pada tiap-tiap skenario-Nya. Kita tidak akan pernah sekalipun merasa keberatan. Kita tidak akan pernah merasa keberadaan kita sia-sia. Tak ada yang salah dengan terlalu berfikir positif, selama berakhir dan bermuara hanya kepada Sang Pencipta. Bahwa ketika kita percaya, maka seharusnya, tidak ada alasan untuk mengeluh. Seharusnya.
Jika saja kita mau memahami bagaimana kedudukan-Nya di hati kita. Maka kita tak akan lagi dan tak akan mau banyak bergantung kepada makhluk-Nya. Sebab kita menyadari, bersandar pada selain-Nya adalah keyancuran yang akan didapatkan pada akhirnya. Saat kita mencukupkan diri dan menahan diri untuk memilih riuh dalam sebuah doa. Maka kita tidak akan lagi merasa khawatir atas upaya buruk sekalipun yang akan terjadi pada kita.
Sebab kita memahami, bahwa Allah ta'ala tak akan pernah membiarkan seorang sendiri menghadapi kesulitan tersebut, bila nyata kita itu adalah seorang yang paling tinggi tawakalnya hanya kepada-Nya saja.
Jika benar manusia ditakdirkan tidak bisa menerima kehilangan. Tidak juga, hari-hari yang telah lepas kehilangan pasti berat. Hiburan tersendiri untuk pelipur lara. Tapi, Allah ta'ala, Dia Maha Adil. Didatangkannya ikhlas diam-diam. Tidak perlu dikatakan dan dinyatakan, ikhlas bisa diam-diam menempati ruang hati. Tidak pernah bisa menggantikan kehilangan, tapi ikhlas menghadirkan hal yang baru. Hal baru yang dibentuk selepas kehilangan, jiwa yang baru. Tak sama lagi dengan sebelumnya. Tapi jadi lebih kuat, pancaran manusia kuat. Kiranya, pundak kita tak lagi kepayahan karena keluh kesah.
Mungkin bila saat ini kau tengah bersedih, engkau berhak akan hal itu, dan kaupun pernah sesedih melebihi hari ini barangkali. tapi engkau tak boleh kehilangan harapmu kepada-Nya, engkau tak boleh sekalipun merasa terputuskan untaian demi untaian pinta yang diselipkan dalam doa, sedikitpun tidak boleh engkau sampai kehilangan itu semua. Apakah kau ingat ? Bagaimana pun kerasnya sebuah usaha, jika memang apa yang diharapkan itu tidak ditakdirkan, maka tidak akan terjadi. Bagian mana yang tak kau pahami? Bagian mana yang engkau enggan untuk menerima?
Tenanglah wahai diri, melembutlah wahai hati, menangislah dalam keheningan ini, tak mengapa, Rabbmu Maha Penyayang kepadamu, “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan segala harap dan pintamu”.
Wahai diri, ingatlah jika tugasmu hanya menjemput takdirmu dengan usaha dan doa. Jangan sampai hatimu sesak hanya karena inginmu tak tersampaikan. Sadarlah, meletakkan harap kepada selain-Nya hanyalah mengundang kekecewaan yang mendalam.
Maka lakukanlah sesuatu dengan sebaik-baik usaha. Jadilah pemenang meskipun kau terlambat untuk memulai start bahkan jika engkau harus terseok-seok di lintasannya. Apakah kau lupa bahwa Dia Maha Melihat segala upaya dan kesungguhanmu. Maka perbanyaklah meminta, meminta ampunan, meminta untuk diampuni, meminta untuk dikuatkan pundakmu dalam setiap takdir apapun nantinya yang datang menghampiri. Percayalah, suatu saat nanti doa-doa baikmu akan mengantarkanmu pada kehidupan yang lebih baik pula nantinya. Dia tidak pernah dzalim pada kita, tidak akan pernah sekalipun. Maka bila saat ini kau merasa lelah, payah, dan lebih buruk lagi merasa paling rendah, cobalah bangkit sekali lagi walau harus menahan luka. Berdoalah dengan seluruh keyakinanmu. Karena sebaik-baik kekuatan kita adalah doa. Serahkan dan gantungkanlah harapmu pada tali yang sangat kokoh, tali keridhaan-Nya, agar kelak engkau bertemu dengan doa-doa baikmu itu pada momentum yang baik pula, berprasangka baiklah selalu pada-Nya.
Walau kita pernah begitu merana, tersebab deretan takdir yang begitu getir, menghantam hidup kita bertubi-tubi sampai hilir, laksana ombak yang menghunjam daratan pantai. Jatuh, tertatih, hingga berjalan merintih untuk terus melanjutkan asa. Kita tak pernah tahu apa alasannya, sampai akhirnya kita bersyukur atas apa yang pernah terjadi sebelumnya. Luar biasa karunia-Nya hadir. Ada banyak sekali hikmah ketika Dia membimbing manusia pada satu titik menuju titik lainnya. Seandainya kita tahu bagaimana langit bekerja, niscaya kita akan terus luluh pada tiap-tiap skenario-Nya. Kita tidak akan pernah sekalipun merasa keberatan. Kita tidak akan pernah merasa keberadaan kita sia-sia. Tak ada yang salah dengan terlalu berfikir positif, selama berakhir dan bermuara hanya kepada Sang Pencipta. Bahwa ketika kita percaya, maka seharusnya, tidak ada alasan untuk mengeluh. Seharusnya.
Jika saja kita mau memahami bagaimana kedudukan-Nya di hati kita. Maka kita tak akan lagi dan tak akan mau banyak bergantung kepada makhluk-Nya. Sebab kita menyadari, bersandar pada selain-Nya adalah keyancuran yang akan didapatkan pada akhirnya. Saat kita mencukupkan diri dan menahan diri untuk memilih riuh dalam sebuah doa. Maka kita tidak akan lagi merasa khawatir atas upaya buruk sekalipun yang akan terjadi pada kita.
Sebab kita memahami, bahwa Allah ta'ala tak akan pernah membiarkan seorang sendiri menghadapi kesulitan tersebut, bila nyata kita itu adalah seorang yang paling tinggi tawakalnya hanya kepada-Nya saja.
Jika benar manusia ditakdirkan tidak bisa menerima kehilangan. Tidak juga, hari-hari yang telah lepas kehilangan pasti berat. Hiburan tersendiri untuk pelipur lara. Tapi, Allah ta'ala, Dia Maha Adil. Didatangkannya ikhlas diam-diam. Tidak perlu dikatakan dan dinyatakan, ikhlas bisa diam-diam menempati ruang hati. Tidak pernah bisa menggantikan kehilangan, tapi ikhlas menghadirkan hal yang baru. Hal baru yang dibentuk selepas kehilangan, jiwa yang baru. Tak sama lagi dengan sebelumnya. Tapi jadi lebih kuat, pancaran manusia kuat. Kiranya, pundak kita tak lagi kepayahan karena keluh kesah.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar yang membangun