Apa yang Kita Cari ?

Seorang yang hidup di daerah pegunungan merindukan kehidupan​ pantai dengan segala ciri pesisirnya.
Seorang yang hidup di daerah pesisir pantai merindukan kehidupan sejuk di​ gunung.

Kalau ditimpa kemarau yang berkepanjangan seorang bertanya kapan hujan akan turun.
Di musim hujan yang berkepanjangan juga seorang bertanya kapan badai ini akan berhenti dan menanti musim kering.

Diam di dalam rumah mendambakan pergi menikmati keindahan dunia.
Setelah pergi malah seorang ingin pulang ke rumah.

Waktu tenang dan lapang, seorang mencari suasana keramaian.
Waktu ramai dan penuh hiruk-pikuk, seorang cari ketenangan.

Ketika masih sendiri, seorang mengeluh berharap bisa menikah.
Sesudah menikah dan berkeluarga, seorang mengeluh sebab belum juga punya anak dan keturunan.
Setelah punya anak, ternyata keluhannya tidak selesai dan mengeluh biaya hidup dan pendidikan.

Ternyata semua pinta, hasrat dan segala sesuatu itu hanyalah fatamorgana, semua tampak indah karena belum belum dimiliki.

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, tapi mengabaikan segala​ apa yang sudah ada.

Setiap manusia pasti pernah merasa bahagia, sering atau jarang. 
Kebahagian tersebut bersumber dari mana saja atau disebabkan oleh apa saja, entah karena prestasi yang kita capai, penghargaan yang didapat, berbagai fasilitas yang kita miliki, kebaikan yang kita terima dari orang lain atau apapun penyebabnya.

Dengan segala sesuatu yang hadir dalam hidup sepantasnya diri menjadi pribadi yang bisa dan mampu selalu bersyukur
dengan rahmat yang sudah dimiliki.

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini? Tentu tidak!
Menutupi telapak tangan saja mungkin tidak.
Namun, bila daun kecil tersebut menempel di mata kita, maka tertutuplah “Bumi” dengan dari pandangan kita

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka semua dari kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi ini pun akan tampak buruk dan tidak adil.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku

Bersyukur atas apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk memuliakan karunia-Nya atas kita.

Karena hidup adalah sejatinya hanyalah waktu yang dipinjamkan, dan harta adalah amanah yang dipercayakan, bahkan diri kita sebatas titipan yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban.

Bersyukurlah atas nafas yang masih bisa dihirup dengan gratis, betapa banyak orang membutuhkan bantuan oksigen dan nitrogen tambahan.
Bersyukurlah atas keluarga yang masih ada, betapa banyak orang telah kehilangan sanak keluarga dan saudara bahkan hidup sendirian.
Bersyukurlah atas pekerjaan yang dimiliki saat ini, betapa banyak orang yang menganggur dan berharap bisa berkerja dengan layak.
Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam kesyukuran, dimana saja dan kapan saja.
Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang, karena tiada satupun makhluk yg mampu menjamin kehidupannya panjang hingga nanti.

Selamat meraih kebaikan di hari ini, satu kebaikan yang dilakukan adalah penentu. 
Jadilah agen kebaikan, cukup Allah sebagai pembalas semua amal-amal kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal-Soal Sistem Informasi Kesehatan

Teks Doa Dies Natalis Kampus

SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU