Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Ingin

Gambar
  hari-hari terlewati kini bukan hari gelap, buta tanpa warna, berakhir cahaya, sesak rasa, begitu hari kamarin yang kalut  tidak karena ku menembus angkasa, tidak pula karena ku menangi nirwana, tapi karenamu, telah menerobos di antara hati yang merana, kini senjaku bukan senja penuh cerca, kosong, hampa, tapi penuh cinta, tidak karena ku telah gapai bintang-bintang, tidak pula karena asa yang saling menggalang, tapi karena dirimu, yang menjadi hujan di saat jiwa kemarau panjang, kini yang ada terasa adalah nestapa kata-kata penuh makna, hampa tapi terasa, berwarna bukan karenaku, memesona mekar karenamu, kamu, adalah segenggam pasir di pantai kalbu, menghambur di antara resah pikirku, bergerak di detak rindu, menyebar di antara pilu, merasuk di dalam syahdu, merenggut semua ragu, lembar demi lembar kertas tak cukup hanya untuk melukis rona wajahmu tetes demi tetes tinta habis menuliskan rasa dibenakku bait demi bait puisi romansa  tak cukup hanya untuk  mengungkapk...

Pilihan

Gambar
  Ada sebuah istilah yang selama ini membuat dahi berkerenyit dan hati penuh tanya, ketika sebagian penuntut ilmu membuat pengelompokan adanya "Ustadz Sunnah" dan "Kajian Sunnah". Saya berfikir, jadi yang selain itu, ustadz apa dan kajian apa? Dua kemungkinan. Kalau "sunnah" di situ kebalikan dari "bid'ah", maka berarti ada ustadz bid'ah dan kajian bid'ah. Sunnah dengan makna apa-apa yang disyari’atkan oleh Rasul-Nya adalah lawan dari bid’ah, yakni apa-apa yang baru yang tidak dicontohkan oleh Rasul-Nya (Mafhuum Ahlis Sunnah hal. 32, 35). kalau "sunnah" di situ kebalikan dari "makruh", berarti ada ustadz makruh dan kajian makruh. Betapa tak nyaman bagi yang terkena gelaran, begitu menusuk relung mereka yang baru saja mengukuhkan niat ingin dekat dengan-Nya. Tidak, saya tak berniat sedikitpun hendak menyalahkan pembuat istilah. Mereka yang bersemangat menuntut ilmu adalah orang-orang yang dimudahkan jalannya ke surg...

Sendirian

Gambar
Sejatinya hati penuh rahasia, siapa yang tahu. Merasa sendiri dalam keramaian seolah-olah lumrah terjadi, senyum yang ada terpancar bisa jadi tiada makna dari senyumnya hati. Dunia sudah penuh hingar bingar, namun yang terjadi malah sepi. Hati berandai bisa berisik, dia akan berkata kalau disini, ditempat ini seperti luar angkasa yang sunyi. Sepi Dalam Keramaian. Kata sepi dan ramai yang tadinya berlawanan kemudian menjadi satu kalimat yang tidak lagi berseberangan, dilema cukup pelik karena merasakan hal yang kontras dalam satu waktu. Ungkapan yang sering terdengar seperti Paradoks. Hiruk pikuk kehidupan tak selamanya bisa membuat hati dan pikiran ikut merasa dalam keadaan ada. Mata memang bisa memandang indahnya keramaian, telinga memang mendengar getaran suara orang-orang, namun hati tak mampu menyimpulkan keadaan yang sebenarnya. Indah dilihat mata, belum tentu nyaman di pandang oleh hati. Enak di dengar, belum tentu bisa membius perasaan. Sepi hati di atas keramaian dunia datang b...